Daisypath Anniversary Years Ticker

Tuesday, September 17, 2013

THE VOW

Pemerhati film terutama para penggemar Channing Tatum pasti tau ini bukan film baru. Filmnya sendiri dirilis tahun 2012. Tapi saya pengen aja ngebahas film yang satu ini. Mungkin karena sisi romantis saya lagi ada di level agak tinggi minggu-minggu ini.  Bahkan rasanya lebih condong ke perasaan sentimentil, karena apapun yang bikin air mata menetes, mau itu film, lagu, berita, artikel, apapun pokoknya, yang membuat perasaan sedikit bergejolak dan membuat leher tercekat, rasanya ingin saya bagi rasakan juga pada orang-orang di sekitar saya, hehehe..

The Vow bercerita tentang sepasang suami istri muda yang crazy about each other. Mirip-mirip saya ama suami saya gitu deh.. #ditimpuk.

Suatu ketika mereka mengalami kecelakaan mobil sepulang nonton film di malam bersalju yang syahdu. Kecelakaan ini mengakibatkan sang istri, Paige (Rachel McAdams), mengalami amnesia dan sang suami, Leo (Channing Tatum), mengalami galau, hehehe.. Walaupun ada "amnesia"nya, jangan lantas berpikir kisah ini "sinetron banget" karena sama sekali nggak ada sinetron-sinetronnya. Sedihnya sih iya, kayak sinetron, tapi gak ada tokoh antagonis yang mendelik bengis dan senyum-senyum licik melihat si Paige kehilangan ingatan, tapi lalu panik karena Paige kejedot pintu dan tiba-tiba memorinya balik lagi. Nggak ada tuh.

Jadi pas di rumah sakit, waktu si Paige sadar setelah beberapa lama koma, dia gak ngenalin suaminya sama sekali. Tapi dia kenal ayah dan ibunya, mantan pacarnya, adiknya, teman-teman lamanya, pokoknya semua dia ingat kecuali kehidupannya 5 tahun terakhir. Padahal 5 tahun terakhir itulah masa-masa dia berkenalan dan menikah dengan Leo. Gimana gak galau coba si Aa Leo (bukan DiCaprio).

Ya kalo saya jadi si Paige mah ya, bangun-bangun ada Channing Tatum ngaku jadi suami saya, trus minimal dia nunjukin buku nikah aja, paling saya cuma tersipu-sipu sambil bilang, "masa sih, kamu ga boong kan?" abis itu gak ada pertanyaan lagi deh. Mari kita bikin anak. #eh.



Quote kayak gini bertebaran di internet setahun yang lalu, pas The Vow baru dirilis.

Serius lagi ah. Penolakan-penolakan Paige akan kehidupan yang gak dikenalinya itu dihadapi si Leo dengan tabah, atau lebih tepatnya ditabah-tabahin. Dikuat-kuatin. Karena, jangankan memeluk sang istri, disentuh dikit aja si Paige bisa langsung lompat. Ngobrol juga gak nyambung, apalagi bobo bareng. Nehi aja kata Paige. Gue gak kenal siapa elu. Tapi Leo terus melakukan pendekatan, berusaha mengajak Paige bertemu orang-orang terdekatnya selama 5 tahun terakhir, menunjukkan hasil karya seni patung buatan Paige yang indah-indah (tapi sama sekali gak nempel di memorinya). Paige bahkan gak tahu kalo dia seorang seniman. Yang dia tahu, dia adalah mahasiswi hukum.

Tapi pendekatan Leo yang penuh kesabaran itu akhirnya sia-sia, karena Paige memilih kembali ke ayah ibunya, dan memutuskan untuk bercerai dari Leo. Melihat Paige saat itu lebih bahagia bila hidup bersama kedua orang tuanya, maka Leo mengalah. Paige pada dasarnya memang berusaha untuk bisa membalas perhatian Leo, tapi ya gimanaaa, namanya orang gak kenal, tetap aja gak bisa-bisa biar dipaksain juga. Paige juga bingung, apa yang terjadi dalam 5 tahun terakhir, kenapa dia bisa menjauh dari ayah dan ibunya, kenapa dia bisa kenal Leo, yang berada jauh di luar lingkungan keluarganya, dan berasal dari strata yang berbeda. (O iya, si Leo yang yatim piatu ini adalah seorang musisi dan pemilik studio rekaman kecil). Karena jawabannya gak ada, dan dia merasa gak punya masalah sama keluarganya, pun ama Leo gak nyambung-nyambung, maka bercerailah mereka secara baik-baik.

Paige kembali mendaftar ke sekolah hukum, dan menjalani kehidupan lamanya yang "baru". Tapi dia akhirnya menemukan bahwa keluarganya menyimpan rahasia besar yang dulu mengakibatkan dia pergi dari rumah. Itu dia ketahui ketika bertemu dengan teman lamanya, Diane, yang selalu menghindar setiap kali bertemu dengannya atau keluarganya. Ternyata Diane pernah berselingkuh dengan ayah Paige (yup, Diane begituan sama bokapnya Paige, yaiks..), lalu ke-gep sama ibunya (ibunya Paige ya, bukan ibunya Diane, hehe.. gak penting). Dan itulah yang dulu menyebabkan Paige kabur dari rumah. Karena marah. Marah pada kelakuan ayahnya, marah pada sikap ibunya yang tetap menerima ayahnya dan memaafkan perselingkuhan itu. Marah pada lingkungan yang diam saja menerima kenyataan pahit itu, dan bersikap seolah tak terjadi apa-apa. 


Dan Paige bertambah kesal betapa keluarganya saat ini menutup-nutupi semua itu, apalagi ketika ia mengetahui salah satu alasannya adalah agar dia gak kembali ke pelukan Leo, yang status sosialnya berada jauh di bawah mereka.

Paige masih berusaha menjalani kembali kuliah hukumnya, tapi sementara dosen menjelaskan mata kuliah di depan kelas, Paige asyik sendiri membuat sketsa patung di bukunya, dan itu membuatnya terhenyak. Seperti kata Paige, "It's crazy that my hands remember what my mind forgot." 

Kisah pun seperti berulang lagi. Paige memutuskan untuk berhenti kuliah hukum dan masuk ke Art Institute untuk memperdalam seni. Dia kembali meninggalkan rumah, namun kali ini dengan hati yang lebih tenang dan berdamai dengan kekhilafan ayahnya. Perginya pun dengan pamit baik-baik ke keluarganya. Jodoh gak ke mana ya ternyata. Waktu sedang beres-beres file dan perlengkapan seninya, dia menemukan tulisan tangannya di atas brosur kafe tempat dia dan Leo sering nongkrong dulu, Cafe Mnemonic. Di situ tertulis coretan puisi (vow) yg akan diucapkannya saat menikahi Leo.

Walaupun sudah tidak tinggal bersama orang tuanya, Paige gak lantas pergi menemui Leo. Dia benar-benar menjalani hidup sendiri dari awal, mencoba menata kembali kehidupan seperti yang diinginkannya. 6 bulan setelah kembali memperdalam ilmu di institut seni, Paige pergi ke Cafe Mnemonic dan bertemu Leo di sana. Iya, iya, sampe sini emang sinetron banget. Tapi percayakah anda, kalau saya bilang ini adalah kisah nyata?

Yup, ini kisah nyata. Paige dan Leo akhirnya menikah lagi. Di akhir film ditampilkan foto asli pasangan ini, bersama dua anak mereka. So sweet. Paige memang tak pernah mendapatkan kembali ingatannya yang hilang. Tapi dia tetap kembali melewati jalan yang sama yang pernah ditempuhnya untuk bertemu sang suami, Leo.

Bagus banget yaaa tulisannya, eh kisahnya. Buat yang belum pernah nonton, film ini recommended. Nonton deh. Bisa bikin kita lebih menghargai kehidupan dan keajaiban-keajaiban yang ditawarkan di dalamnya. Buat yang udah pernah nonton, gak ada salahnya ditonton lagi. Buat yang gak terlalu suka, ya gak apa-apa sih, selera orang kan beda-beda hehe..

Karena filmnya bergenre drama romantis, jadi banyak gambar-gambar bagus yang bisa dinikmati sepanjang cerita. Ini di antaranya.


Keluar dari bioskop, liat yg kayak gini, bahkan si Paige yang dari bayi udah kenal salju aja bilang, "It's beautiful."

Cantik yaaa..


Pas baru nikah.
 

Karya seni cantik ini namanya Cloud Gate, letaknya di Millenium Park, Chicago, Illinois, USA. Keren gila!



Lagi bingung-bingungan, "Aa teh kudu kumaha ieu Neng?" tanya si Leo.



Paige lagi nonton rekaman pernikahan mereka.

Mau ngajak merit aja malu-malu, pake minta tolong ama pancake, hehe..


Kampusnya si Paige, sekaligus tempat nikah mereka.



OTW ke rumah mertua.

Weks, mertua gue tajir beud..!

Kamarnya asyiiik, padahal rumah mereka luarnya jelek loh.

Paige lagi berusaha menelusuri ingatannya.

Leo lagi curhat sama sahabatnya. "Bini gue gak mau gue pegang-pegang."

Gak tau ini nih maksa, atau emang beneran nama kafenya Mnemonic. Karena Mnemonic adalah semacam alat untuk membantu seseorang mengingat suatu kejadian, fakta, atau apapun yang berhubungan dengan memori.

Ini ending-nya, lagi-lagi salju.. gambarnya indah, bikin yang nonton jadi semriwing nyess.. (padahal di kamar lagi gerah :P)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...